Sabtu, 14 Juni 2008

Feardha ist Eine Santri ... ???

By Feardha :

Nyantri..??

Barangkali jauh banget dari image-ku sebagai seorang penulis yang hari-harinya berkecimpung dalam hidup yang serba tak menentu. Dengan akhlak yang nggak karimah-karimah banget, kini aku mengklaim dengan tulus ikhlas bahwa aku sedang nyantri di sebuah ponpes di Seturan.. Life seems unreal..

Ceritanya!!?? Bagi yang udah baca edisi sebelumnya (liat dibawah, ato cari di daftar posting) pasti tau kalau aku nebeng di rumah Teguh, seorang senior yang sekolah di UGM. Berlokasi tak jauh dari Asrama Pelajar Lotim, Gorongan Seturan. Sekitar seminggu aku tinggal di sana. Dan, saatnya bagian komplikasi..

Keluarga besar Teguh akan datang ke Jogja dalam rangka merayakan pernikahan sanak familinya.. Otomatis aku yang selama ini nempong kayak kutu air di sana kudu dikarantina untuk sementara. Tadinya mau dikurung di asrama pelajar Lotim. Tapi, pada prakteknya nggak semudah yang aku bayangkan. Ngurusnya aja perlu birokrasi yang berkepanjangan. Timbullah tawaran dari sesama warga Kebon Talo City yang kebetulan ketemu pas lagi nonton sepak bola. Namanya Kak Amir.

Aku pun dibawa ke sebuah kos-kosan yang sama sekali berbeda dengan yang umum pernah kulihat. Beberapa wajah asem-manis menyambutku. Setelah dijelaskan panjang lebar, aku diterima untuk menginap selama seminggu di sana.

"Lha, ini kos-kosan jenis apa!? Aku kok baru lihat?" Tanyaku sok polos

Kak Amir menatapku sejenak. "Ini Pondok pesantren" Ucapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun

Bukan apa-apa, tapi menyeret seorang Rocker ke dalam Lingkungan pesantren yang religius tanpa ada konfirmasi sebelumnya jelas merupakan tindakan yang mengejutkan. Aku lantas dihadapkan kepada pengalaman dalam kehidupan baru, jadi santri percobaan. Entering a Santri's life..

Tinggal di pondok pesantren ternyata (jelas) nggak seperti indekos. Ada aturan-aturan yang berlaku secara massal yang mengikat dan bla-bla-bla.. Akibatnya, sebagai makhluk tuhan yang enggak sexy aku dituntut untuk senantiasa menyelaraskan diri dengan kehidupan seorang santri yang baik dan berbudi luhur (Ceileee..)

Walaupun status santri yang kusandang berlaku sementara, jelas ini menyeretku untuk melakukan perubahan dalam segala aspek hidup dan kehidupan.. Waktu masih di rumah Teguh, aku suka seenaknya begadang, tiduran, makan, mandi, dan jalan-jalan. Aku bisa semaunya nyetel musik keras-keras saat orang-orang nggak di rumah, nonton teve hampir seharian. Pokoknya malakukan semuanya semauku. Dan sekarang, semuanya berubah (tepatnya dirubah)

Aku mulai dibiasakan bangun sebelum azan subuh terdengar, melaksanakan shalat fardhu secara berjamaah 5 kali sehari, mendengarkan lantunan ayat-ayat suci (karena bacaan Al-Qur'an ku nggak bagus jadi lebih baik diam mendengarkan) setelah shalat subuh dan maghrib, ikut kajian-kajian keagamaan setelah isya', dan tidur sebelum jam 12 malam. Nggak ada lagi musik rock, nggak ada lagi begadang, nggak ada lagi acara keluar malam, nggak ada lagi waktu dilewatkan secara sia-sia.

Serius lho, tadinya aku merasa terkekang banget dengan hidup dan kehidupan yang tersedia. Tapi lama-lama aku jadi sadar bahwa sudah lama sekali aku hidup dalam 'kehampaan' (yah, pemalas ini suka ngabisin 4-5 jam cuma buat melototin dan ngutak-atik komputernya) Bahwa sebenarnya sudah banyak kesempatan-kesempatan mengubah nasib yang aku lalaikan. De-es-te. Pokoke rasanya hidupku selama 6 tahun belakang ini percuma banget. Hanya 20-30% waktuku yang terisi efektif. Sisanya nggak ada isinya, kosong.

Meskipun ini bukan berarti bahwa aku insyaf 100% kayak di film-film religi (karena pada dasarnya aku nggak alim-alim banget, juga nggak jail-jail amat), maksudku yah, sifat dasarku sih tetep aja, cuma ada penyesuaian dikit terhadap lingkungan yang baru, tapi aku udah merasa 'baikan', ketimbang beberapa saat lalu. Akhirnya kuputuskan untuk lebih 'melebur' ke kehidupan baruku daripada 'membatu' mempertahankan cara hidupku yang dulu.

Setidaknya, Nyantri walaupun cuma sesaat bisa sedikit mengubah cara-caraku memandang dan menghadapi dunia..

1 komentar:

my life mengatakan...

seperti masuk ke ruang waktu yang lain...
yah...setidaknya bisa memberikan pelajaran berharga.
nggak selamanya kan musik akan slalu ada dalam hidup kita
^_^ nia